A. PENGERTIAN
HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar
tiroid dimana sekresi hormone yang
berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Normalnya Thyrotropin Releasing Hormon
(TRH): hormon peptida yang disintesa di hipotalamus • TRH merangsang sintesa
dan melepaskan thyroid stimulating hormon (TSH). • TSH ke kelenjer tiroid
merangsang pertumbuhan kelenjer dan mensintesa hormon tiroid. • Pelepasan TSH
dihambat oleh peningkatan tiroksin (T4) and triidotironin (T3) yang bertindak
sbg umpan balik negative.kalau pada kasus Hypertiroid terjadi peningkatan
sekresi T3 dan T4
**tambahan Hormon Tiroksin (T4 = levothyroxine) adalah hormon
utama yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar Tiroid) yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh, mengatur metabolisme karbohidrat, mengatur penggunaan oksigen
dan karbondioksida serta mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. Kepekatannya minimal 25 kali daripada triiodotironin (T3). Kadar tiroksn serum umumnya digunakan
untuk mengukur konsentrasi hormon tiroid dan fungsi kelenjar tiroid.)
Adapun
defenisi hipertiroidisme menurut para ahli yaitu :
1. Hipertiroidisme
dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh
metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337).
2. Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan
sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
3. Hipertiroidisme
adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin:
296).
B. ANATOMI
DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian
bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat
pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini
terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling
berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar
tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid tergantung
dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk
menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.
· Struktur
Mikroskopis
Kelenjar ini
terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika
sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila
sedang istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi
koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
· Hormon
Tiroid
Hormon
yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar
metabolisme Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu
penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh reduksi otoantibodi yang memiliki kerja
mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut
immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin),
meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari
kadar HT yang tinggi tidak terbaca respon positif sebagai penignkatan layaknya
TSH. Sedangken Kadar TSH dan TRH rendah
karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
· Sekresi
Hormon tiroid
Hormone
tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh
mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3 dan
T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan
melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh
protei yang bebas dalam keseimbangan.
· Pembuluh
Darah
Kapiler
darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel sehingga
membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh darah
menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah yang
berbeda pada kelenjar.
· Persarafan
Sejumlah
besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan
sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir
pada lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi
fungsi tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan
rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
C. INSIDENS
Prevalensi
penderita Hipertiroidisme menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan
dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga
serta ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional,
stress atau infeksi. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit
graves, penyakit ini relative sering di jumpai dan pada anak- anak jarang
terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya timbul pada usia tua. Di
daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di daerah pegunungan
atau di pedesaan.
D. ETIOLOGI
Beberapa
penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a.Penyakit Graves
Penyakit ini
disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita
5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating H.
Immunogirobulin
(TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi,
kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit
mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya
hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa
sakit, serta berkeringat banyak.
b.Toxic Nodular Goiter
Benjolan
leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule
atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang
berlebihan.
c.
Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa
laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus
minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d.Produksi
TSH yang Abnormal
Produksi TSH
kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid
mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e.Tiroiditis
(Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis
sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
f. Konsumsi
Yoidum Berlebihan
Bila
konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
Penyebab
lain dari hipertiroidisme yaitu :
1. Struma
nodusa
Struma
endemis, biasanya dalam bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah
pegunungan yang airnya kurang yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya
tiroid sudah mulai membesar pada usia muda, awalnya difus, dan berkembang
menjadi multinodular.
2. Karsinoma
tiroid
Karsinoma
tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi,
karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau
campuran keduanya.
E. PATOFISIOLOGI
Penyebab hipertiroidisme biasanya
adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan
kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada
sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang
berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Akan tetapi,, dari
penelitian dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan bahwa pada
sebagian besar penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih
kecil dari normal, dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar
penderita dijumpai adanya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan
kerja TSH yang ada dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody
immunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membrane yang sama dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan
tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah rangsang
berlebihan dan terjadilah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda
dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon
tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh
kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar
tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk
memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis (Index Wayne) pasien yang sering berkeringat dan suka
hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses
metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang
takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid
pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
Kelenjar tiroid pada penyakit
hipertiroid (graves) membesar secara difus, lunak dan hipervaskularisasi.
Parenkim kelenjar mengalami hipertrofi dan hiperflasia yang secara khasterlihat
dengan adanya peninngian epithelium dan redudanci dinding folikular sehingga
memberikan gambaran lipatan papilar dan tanda peningkatan aktivitasa selular.
Hiperplasi biasanya disertai dengan infiltrasi limfositik, sebagai adanya
gambaran imunitas selular (CMI= cell mediated immunity) atau mungking lebih
menggambarkan hubungannya dengan tiroiditis kronik. Apabila penderita mendapat
terapi yodium, akan terjadi penimbunan koloid yang kadang – kadang menyebabkan
pembesaran dan bertambah kerasnya kelenjar. Penyakit graves seringkali
berhubungan dengan pembesaran limfa atau timus. Hipertiroidisme dapat
menyebabkan degenerasi serabut otot skelet dan pembesaran jantung.
Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya , disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan – lipatan sel - sel
folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat
beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel
meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan
iodium radioaktif menunjukkan bahwa kelenjar - kelenjar hiperplastik ini
mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5- 15 kali lebih besar daripada
normal.
F. MANIFESTASI
KLINIK
Penderita
hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok
tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) .
Gejala yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
1. Umum
:Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas
2. Kardiovaskuler
;Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinustakikardi, fibrilasi
atrium, nadi kolaps.
3. Neuromuskular
: Gugup,gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis,psikosis, kelemahan otot,
secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus
merasa khawatir, Serta tidak dapat duduk diam .
4. Gastrointestinal
: penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi makanan, penurunan
berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal, perubahan defekasi
dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
5. Reproduksi
: Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit
: warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon
yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian,
pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan
gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial, rambut tipis..
7. Struma
: Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata
: lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi
kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi
hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid
storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia
(sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung
Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
H.
DIAGNOSTIK dan Pemeriksaan Penunjang
Untuk kasus
hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang tepat adalah dengan melakukan
pengukuran langsung dengan mengacu pake
index Wayne
konsentrasi tiroksin bebas di dalam plasma dengan menggunakan
cara pemeriksaan radioimunologik yang tepat.Uji lain yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
1.
T3 serum
2.
TSH rendah pada hipertiroidisme
3. Ambilan
radioaktif iodium meningkat pada semua macam penyebab hipertiroidisme, kecuali
tiroiditis.pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodium selama
beberapa hari sebelum pemeriksaan.
Untuk
menegakkan diagnosa, perlu dilakukan pemeriksaan tentang ada atau tidaknya pembesaran di daerah leher dan tes
darah. Dalam tes darah, bila kadar thyroxine stimulating hormone (TSH)
melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid.
Normalnya, kadar TSH 1-5 mikro-unit per liter.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran di sekitar leher pada penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
I.
PENATALAKSANAAN
Tujuan
pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid,
digunakan dengan indikasi:
· Terapi
untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien
muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
· Obat
untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
· Persiapan
tiroidektomi
· Pengobatan
pasien hamil dan orang lanjut usia
· Pasien
dengan krises tiroid
Pada pasien
hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu
200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada
kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya
tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali
dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa
laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar
dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien
eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan
menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan
dosis propiltiaurasil
Ada 3 macam obat yang di berikan pada penderita hipertiroidisme,
yaitu anti tiroid yang bias menekan sintesis hormone tiroid, iodides untuk
menghindari keluarnya hormone tiroid, dan antagonis tiroid. Antagonis tiroid
adala penyekat beta- adrenergic dan
antagonis kalsium yang menghalangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.
1. Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi
produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-8 tablet sehari,
tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik
untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya
produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati.
Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena
infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual,
muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada
bagian putih mata, kuku, dan kulit.
2. Kalmethasone (mengandung zat
aktif deksametason)
Merupakan obat hormon
kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat antiperadangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).
3. Artane (dengan zat aktif
triheksilfenidil)
Obat antitiroid
yang sering digunakan :
Obat
|
Dosis
awal (mg/hari)
|
Pemeriksaan
(mg/hari)
|
- Karbimatol
- Metimazol
- Propiltiourasil
|
30 –
60
30 –
60
300 –
600
|
5 –
20
5 –
20
50 –
200
|
Obat-obatan ini
umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan
propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih
lagi. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit
sekali yang keluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan
dengan yodium radioaktif
Indikasi
pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien
umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid
yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal
mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak
mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma
toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi
subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien
umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada
wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis
besar
c. Alergi
terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma
toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada
penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi
biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14
tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi
pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan
tambahan
a. Sekat
β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda
hipertiroid. Dosis diberikan 40-200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada
orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama
digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium radiaktif
dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada
keadaan akut seperti krisis tiroid kerja padat adalah menurunkan konversi T4
menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi
pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak
jelas keuntungannya dibandingkan dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis
tiroid alergi terhadap yodium.
Penyebab
dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan
oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar
tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada
banyak gejala pada penderita penyakit ini menganut dari Index Wine
0 komentar: