• Fase-fase Siklus Menstruasi dan hormone yang mempengaruhinya


    Paling tidak setiap satu bulan sekali hamper sebagian besar wanita mengalami siklus menstruasi.
    Menstruasi atau haid merupakan proses peluruhan dinding rahim [ endometerium] dan sel telur yang tidak terbuahi oleh sel sperma. Proses menstruasi berkaitan erat dengan system koordinasi yang melibatkan beberapa macam hormone reproduksi.

    Beberapa fase siklus menstruasi dan jenis hormone yang berperan dalam siklus menstruasi, antara lain adalah sebagai berikut :

    Fase Pra ovulasi / Follikuler.
    Fase ini terjadi pada hari ke 5 s/d 15. Hormon yang berperan adalahgonadotrophin releasing hormone ( GnRH ) yang disekresikan oleh hipotalamus. GnRH akan merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan FSH [ Follikel Stimulating Hormon ] yang akan merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium. Pada fase ini hanya satu folikel yang tumbuh menjadi sebuah sel telur [ ovum ]. Follikel akan mensekresi hormone esterogen.

    Fase Ovulasi / ovulatoir
    Fase ini terjadi pada hari ke-15.
    Meningkatnya kadar esterogen yang disekresi follikel pada fase pra ovulasi mengakibatkan kadar FSH turun sehingga menyebabkan hipotalamus mensekresi GnRH yang akan merangsang hipofisis anterior mensekresi Luteinizing hormone[ LH ]  yang akan mendorong pemasakan folikel sehingga sel telur dibebaskan.

    Fase pasca ovulasi
    Fase ini terjadi pada hari ke -15 hingga ke-28.
    Follikel yang telah melepaskan telur akan mengalami perubahan menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan mensekresi hormone progesterone yang berfungsi memelihara endometerium.

    Fase menstruasi
    Terjadi pada hari ke-29.
    Fase ini akan terjadi jika ovum yang dibebaskan oleh folikel tidak terbuahi oleh spermatozoid, di mana korpus luteum meluruh menjadi korpus albikans. Korpus albikans akan mensekresi esterogen. Sekresi esterogen menyebabkan progesterone menurun jumlahnya. Dengan menurunnya kadar progesterone maka dinding endometerium meluruh bersma-sama dengan ovum. Maka terjadilah menstruasi / perdarahan.
    Fase menstruasi tidak akan terjadi jika ovum terbuahi oleh sperma, sebab jika terjadi pembuahan maka korpus luteum akan mensekresikan hormone Human Chorionic Gonadotropin [ HCG ]

    Lama siklus mentruasi adalah berbeda-beda antara wanita satu dengan wanita lainnya. Apa yang dijelaskan di atas adalah sesuatu yang sifatnya umum.


    Siklus Menstruasi Pada Wanita

    Saat seorang wanita masih subur, siklus menstruasi merupakan
    suatu hal yang wajar. Siklus ini berlangsung kira-kira 28 hari pada setiap
    bulan. Kemungkinan antara satu wanita dengan wanita yang lain mempunyai
    lama siklus yang berbeda. Pada wanita, siklus menstruasi melalui
    empat fase, yakni fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase
    pascaovulasi. Kalian dapat pula melihat siklus menstruasi pada Gambar
    10.10.
    a. Fase Menstruasi
    Pada fase menstruasi, hormon yang berperan ialah hormon estrogen
    dan progesteron. Sekitar lima hari pertama menstruasi, kedua hormon
    tersebut mengalami reduksi. Akibatnya, sel telur yang berada dalam
    lapisan endometrium pada uterus dilepas bersamaan dengan robeknya
    endometrium melalui pendarahan. Hasilnya, dinding uterus berubah
    menjadi sangat tipis
    b. Fase Praovulasi
    Mulai hari kelima sampai ke empat belas, fase praovulasi dimulai.
    Pada fase ini, hormon yang berperan yakni hormon FSH dan hormon
    LH. Kedua hormon tersebut menstimulasi sel-sel folikel untuk menghasilkan
    hormon estrogen dan progesteron. Adanya rangsangan hormon
    estrogen dan progesteron membuat lapisan endometrium yang luruh
    terbentuk kembali.
    c. Fase Ovulasi
    Setelah fase praovulasi, selanjutnya ialah fase ovulasi. Fase ovulasi
    terjadi sekitar hari keempat belas dari total keseluruhan waktu siklus
    menstruasi terjadi (kurang lebih 28 hari). Pada fase ini, sekresi hormon
    estrogen sangat banyak. Oleh karenanya, sekresi hormon FSH
    mulai menurun dan digantikan dengan sekresi hormon LH. Adanya
    stimulasi hormon LH pada folikel menjadikan folikel semakin matang.
    Pematangan folikel menyebabkan sel telur keluar dari folikel. Peristiwa
    ini dinamakan ovulasi.
    d. Fase Pascaovulasi
    Berikutnya, setelah fase praovulasi adalah fase pascaovulasi yang
    berlangsung pada hari kelima belas hingga hari kedua puluh delapan.
    Pada fase ini, folikel yang pecah berubah menjadi badan padat berwarna
    kuning yang disebut korpus luteum. Korpus luteum menghasilkan
    hormon progesteron. Bersama hormon estrogen, hormon progesteron
    ini berperan dalam memelihara pertumbuhan endometrium sehingga
    siap untuk penanaman embrio.
    Namun demikian, apabila sel telur pada uterus tidak dibuahi,
    korpus luteum mengalami degenerasi menjadi korpus albikan. Akibatnya,
    sekresi hormon estrogen dan progesteron semakin menurun
    dan sebaliknya sekresi hormon FSH dan LH naik kembali. Karena
    darah tidak mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron,
    endometrium tidak bisa bertahan dan luruh bersama darah. Ini menunjukkan
    fase pascaovulasi berganti menjadi fase menstruasi.

6 komentar:

  1. @jibs mengatakan...

    terimakasih

  2. Hasna Maimuna mengatakan...

    Sangat membantu pelajaran bio sma :) karena yg di buku beribet

  3. Anas mengatakan...

    Mantap bngt bisa bntu pljrn yg ada di sklh...klo di buku rbt bgt...Mntp jos....(NC PB :ASL69JcKLrd_GRD?)

  4. Unknown mengatakan...

    Im gay

  5. Unknown mengatakan...

    Thxs

  6. Unknown mengatakan...

    Ntah apa apa aja gk guna lebih enak lagi di buku,gk membantu sama sekali

Posting Komentar