• AMENORRHEA

    PENGERTIAN AMENORRHEA

    Amenorrhea adalah gangguan dalam sistem reproduksi wanita, dimana penderitanya tidak mengalami menstruasi secara rutin setiap bulannya. Amenorrhea bukanlah penyakit, melainkan hanya gejala atau tanda dari adanya ketidaknormalan lain dalam tubuh seorang wanita. Ketidaknormalan tersebut pun tidak selalu merujuk pada suatu penyakit. Seorang wanita hamil atau wanita menopause yang tidak mengalami haid pun bisa disebut mengalami amenorrhea.
    GEJALA AMENORRHEA

    Gejala amenorrhea cukup bervariasi dan tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas, seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut di daerah kemaluan dan rambut ketiak, serta perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness (mual dan muntah) dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi, gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
    haid, menstruasi, amenorrhea, hormon, kecemasan, kehamilan
    Seorang penderita amenorrhea dapat saja menunjukkan gejala-gejala tambahan berikut.
    Keluarnya susu dari puting tanpa disadari.
    Rambut rontok.
    Sakit kepala.
    Gangguan penglihatan.
    JENIS-JENIS AMENORRHEA

    Amenorrhea terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenorrhea primer dan sekunder.
    Pada amenorrhea primer, menstruasi sama sekali tidak terjadi. Padahal normalnya seorang remaja putri mengalami menstruasi yang pertama kali (menarche) pada usia 9-18 tahun. Seorang remaja putri akan divonis mengalami amenonhea primer jika pada usia lebih dari 16 tahun masih belum juga mengalami menstruasi.
    Adapun amenorrhea sekunder terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi, tetapi kemudian siklus tersebut berhenti tanpa alasan yang diketahuinya.
    PENYEBAB AMENORRHEA

    Penyebab Amenorrhea Primer
    Abnormalitas pada proses perkembangan alat-alat reproduksi, misalnya pada penyakit agenesis Tuba Muller yang menyebabkan tidak adanya rahim pada tubuh penderita.
    Terdapat gangguan pada hipotalamus, yaitu suatu daerah di dalam otak yang berinteraksi dengan kelenjar pituitari yang berfungsi mengatur siklus menstruasi.
    hipotalamus, pituitari, hormon, amenorrhea
    Kelenjar hipotalamus
    Kromosom yang abnormal yang menyebabkan kelainan genetik, misalnya pada sindrom Turner.
    Penyakit pituitari yang dapat mempengaruhi kelenjar pituitari. Kelenjar pituitari terletak tepat dibawah otak dan berfungsi mengatur siklus menstruasi.
    pituitari
    Kelenjar pituitari
    Adanya sumbatan pada vagina, seperti adanya suatu membran yang menutup jalur menstruasi.
    Penyebab Amenorrhea Sekunder
    Kehamilan dan menyusui.
    Penggunaan obat kontrasepsi baik oral ataupun suntik.
    Stress.
    Obesitas.
    Menopause.
    Beberapa tipe obat, seperti anti depresi, kemoterapi dan anti psikotik.
    Adanya gangguan pada thyroid, yaitu kelenjar yang juga berfungsi menghasilkan hormon yang berpengaruh pada menstruasi.
    Masalah anatomik jaringan parut endometrium karena infeksi atau kuretase, dan anovulasi.
    Berat badan yang sangat rendah.
    Latihan fisik yang berlebihan.
    hormon, olahraga
    Seorang wanita yang berolahraga secara berlebihan.
    AKIBAT AMENORRHEA

    Amenorrhea dapat menyebabkan seorang wanita menjadi tidak subur. Menstruasi yang normal menandakan bahwa Anda subur dan organ-organ tubuh Anda bekerja dengan baik. Jika seorang wanita tidak mengalami menstruasi, dapat diketahui bahwa seorang wanita sedang mengalami gangguan pada sistem reproduksinya dan memiliki kemungkinan menjadi tidak subur.
    Rendahnya hormon estrogen dalam tubuh selain dapat menimbulkan amenorrhea ternyata juga dapat menimbulkan osteoporosis, sebuah kondisi mengeroposnya tulang. Karena itu, waspadailah jika Anda mengalami amenorrhea. Hal-hal lain yang tidak diinginkan mungkin saja terjadi.
    PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS AMENORRHEA

    DokterKita sudah mengetahui bahwa amenorrhea adalah kondisi tidak haid selama beberapa periode. Dokter yang menangani Anda tidak akan berfokus pada apakah Anda terkena amenorrhea atau tidak, melainkan berfokus pada apa yang menyebabkan Anda mengalami amenorrhea. Dokter akan mengidentifikasi apakah Anda mengalami amenorrhea primer atau sekunder, lalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang lebih terarah untuk mencari penyebab amenorrhea. Seorang dokter biasanya akan mewawancarai Anda dahulu mengenai kondisi dan kehidupan seksual Anda. Perlu dipikirkan bahwa ketiadaan haid itu mungkin merupakan akibat dari kehamilan atau menyusui. Selain menanyakan mengenai kehidupan seksual, seorang dokter akan menanyakan mengenai ketidaknyamanan yang menyertai kondisi ini. Kondisi stres merupakan tanda bahwa kondisi lingkungan memengaruhi Anda. Kondisi mual-mual, detak jantung tidak normal merupakan tanda bahwa hormon-hormon dalam tubuh Anda tidak normal. Gaya hidup Anda juga akan ditanyakan, seperti pola makan, olahraga, waktu tidur, konsumsi obat, penggunaan pil KB, dll.
    Setelah melakukan sesi wawancara, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi fisik Anda untuk melihat kelainan-kelainan yang dapat dilihat dari luar. Selain pemeriksaan fisik, tes kehamilan merupakan  tes yang hampir selalu dilakukan. Bila hasilnya negatif, barulah dipikirkan tes-tes lainnya berkaitan dengan jawaban-jawaban yang Anda ungkapkan selama wawancara.
    Tes-tes lain yang umum dilakukan adalah:
    Tes darah untuk mengetahui kadar dan keseimbangan hormon. Tes darah juga dapat memperlihatkan kondisi organ-organ dalam tubuh Anda.
    Tes radiologi. Berdasarkan gejala-gejala dan hasil tes darah Anda, dokter dapat menyarankan pelaksanaan satu atau beberapa dari tes berikut.
    USG. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ internal. Jika Anda tidak pernah menstruasi, dokter mungkin akan menyarankan tes USG untuk melihat apakah organ-organ reproduksi Anda lengkap dan normal.
    Computerized Tomography (CT). CT scan dapat menunjukkan apakah rahim, ovarium, dan ginjal Anda terlihat normal. CT scan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi kelenjar hipotalamus dan pituitari di kepala.
    CT Scan, kepala, hipotalamus, pituitari, rahim, ovarium, ginjal
    Pelaksanaan CT Scan. Anda cukup berbaring ketika tubuh Anda diperiksa. Santai dan tidak menyakitkan.
    Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI menggunakan gelombang radio dengan medan magnet yang kuat untuk menghasilkan gambar yang sangat rinci mengenai jaringan lunak dalam tubuh Anda. MRI dapat digunakan untuk memeriksa kondisi kelenjar hipotalamus dan pituitari di kepala.
    MRI scan, CT scan, kepala, hipotalamus, pituitari

0 komentar:

Posting Komentar